Nama gue Angel, 22 tahun. Nama gue gak semurni kelakukan gue. Gue emang suka ngelakuin ML sama pasangan gue. Gue bukan orang yang munafik. Gue emang lebih seneng kalo tiap gue pacaran, gue selalu bercinta sama pasangan gue. Dan sejak gue SMA, semua berjalan dengan baik-baik aja. Namun, dunia berkata lain. Setelah pacaran hampir selama satu setengah tahun dengan seorang cowok yang berumur 2 tahun lebih tua dari gue… gue ketauan hamil! Dan, cowok gue itu BAJINGAN!!
Mungkin kalian udah negrasa bosen sama yang namanya cerita free sex atau apapun itu sebangsanya. Tapi, ini bener-bener gue alami dan ini nyata buat gue. Ini bukanlah cerita bualan dan klise. Sekali lagi, ini nyata.
Gue pikir, cowok gue bakal tanggungjawab ma janin gue yang udh dimasukkin oleh spermanya itu! Gue pikir, dia bakal (setidaknya) peduli ketika gue harus check-up kesehatan janin di klinik. Gue sendiri gak kebayang gimana gue harus punya mental baja ketika pasien seumuran gue masuk ke ruang USG. Barapa pasang mata yang menelanjangi gue dari ujung kepala ampe ujung kaki gue. Belum lagi sebagian dari mereka menambahkan gesture sambil berbisik dengan teman sebelahnya. Mereka dengan konstruksi dan stigma mereka jelas-jelas mengahikimi gue: “cewek yang hamil di luar nikah!” TAIK!!
Gue pikir, dia bakal mendukung gue untuk tetap survive dan bijak. Gue udah rela meninggalkan kuliah gue, dan bahkan kerja sampingan gue demi ngerawat janin ini. Tapi dia??
Ternyata, dia tak lebih daripada binatang.
Dia justru berteriak: “Ini aib!! Apa buktinya kalau ini anak gue??”
Tapi, gue hanya berdiam diri. Gue tak pernah menyebut janin ini adalah aib. Ini adalah anugerah dari Sang Kuasa, hanya saja anugerah ini datang dengan cara yang lain…
Dia justru berteriak: “Taik! Gugurkan saja anak itu!! Gue belum siap, lah kalo jadi bapak!”
Gue pun hanya membalasnya dengan kebisuan. Gue takkan pernah mau mengugurkan janin ini. Menghadirkan janin ini saja sudah membuat gue diselimuti dosa, apalagi jika gue harus membunuhnya dari dunia ini…
Namun, dia berhenti berteriak dan pergi meninggalkanku.
Dan, seandainya kalian tau bagaimana perasaanku ketika aku tau: dia justru bercinta dengan wanita lain…
Melepaskan kepenatannnya dengan diriku yang sedang bunting.
Melampiaskan nafsu binatangnya kepada wanita yang tak jauh beda sama kotornya dengan aku.
Hufh..
Jelas, dadaku sesak tak tertahankan. Masih jelas bukti pembuahan kami berdua berada di dalam tubuhku. Sudah tak tahu berapa ratus liter air mata yang mengalir tanpa henti. Muak, aku dengan binatang itu!!
Tapi, entah mengapa…
Aku masih begitu mencintainya.
Aku mengerti bagaimana ia mencampakkan diriku.
Aku mengerti bagaimana ia tak mengakui sedikitpun bahwa aku mengandung darah dagingnya.
Tapi, entah mengapa…
Aku masih merindukan kasih sayangnya.
Aku masih merindukan sentuhan lembutnya.
Aku masih menginginkan kata-kata cintanya.
Mungkin aku sudah gila.
Aku sudah dibutakan oleh cinta.
Buta dan menjadi kebal atas semua rasa sakit yang telah dia berikan.
Buta dan menjadi hilang arah ketika aku ingin lari dari dekapan binatangnya.
"Aku buta hingga tak sadar aku lah si pecinta binatang!!"
0 komentar:
Posting Komentar